Langsung ke konten utama

PUISI: Hanya Karena Aku Sendirian

Ingin aku bersandar di bahu kiri mu
Mengenang setiap nyanyian yang kita suka dahulu
Lalu Aku berbisik pada angin malam
Desis nya mengerikan

Hanya karena aku sendirian

Ingin aku berjalan di taman itu
Dibawah teduh langit malam... sekadar untuk mengingatmu
Lalu aku berjalan kesana
Kursi-kursi jadi dingin

Hanya karena aku sendirian

Ingin aku berlari ke kota kembang
Meniti jejakmu yang kau tinggalkan
Lalu aku kesana
Rasa-rasanya hampa

Hanya karena aku sendirian

Komentar

  1. Halo-hai Kak! Selamat, kakak dapat liebster award dari aku, eheheh *kek apaan aja
    Silakan cek: http://interleaved.blogspot.com/2014/07/the-liebster-award-2.html#more
    Ya, walaupun bkn "apa2" tapi mudah2an menyenangkan. Tengs ;)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

The history of Me dan The Beatles

Hai! Selamat malam :D Hari ini gue bukan mau ngedongeng atau nulis puisi buat kalian. Bukan mau galau juga. Tapi gue mau ngasih tau tentang group musik favorit gue. Mereka adalah sekumpulan orang hebat (menurut gue) yang dijadikan satu dibawah naungan Musik. Ya! mereka adalah The Beatles! CANT'T BUY ME LOVEEEEE~~~~~~ Hahhahhaha. Uhmm.. by the way diantara kalian ada nggak yang  suka sama band ini? kalo ada, selera musik lo bagus :)) Oiya. Guesuka sama band ini sejak SMP kelas satu. Dan itu sekitar 8 tahun yang lalu. dan lagu yang pertama kali gue dengerin adalah "She's loves you". Mereka bilang jarang ada yang suka sama lagu ini untuk pengenalan The Beatles ke kuping mereka. Tapi entah kenapa, pas dengerin lagu ini gue langsung jatuh cinta (Sama mereka).  Dan juga!!!!!!! Mereka punya sejarah dan perjalanan hidup yang menarik banget buat dibaca/diceritain. Kalian pasti kenal dong ya dengan pentolan The Beatles yang ini: Yihaaa!!!! He's a JOHN LENN

hello :D

Rintih Rantauan Malam Ini

Kaki ku berjalan mencari kehidupan. Selagi menyia-nyiakan hidup. Yang diberikan ibuku dari sisa hidupnya, adalah kepingan harapan tinggi pada masa depan. Ibu dan ayah mengorbankan hidup mereka untuk hidupku. Mereka menukar nasi dengan buku. Maka aku menangis sejadi-jadinya.  Kelak, aku juga akan berkorban untuk hidup mereka. Selagi mereka hidup. Namun… apakah bisa? Apakah sempat? Aku bertanya-tanya, Lalu untuk apa kita hidup jika hanya untuk di perjuangkan? Tanpa bisa membayar perjuangan itu sendiri.  "Aku menanjak hingga senja hilang. Sampai di puncak, ditelan kegelapan. Sendiri menunggu pagi atau siang. Aku ingin pulang." Aku ingin pulang… Aku ingin pulang… Sekadar menikmati pelarian… Aku ingin pulang… Ibu, disini tidak ada kesempatan. Bagi anakmu, anak rantauan…