Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2013

Coret Pena Untuk Sastra

Akhirnya kabut muncul mendatangkan sepi Mengiringi mawar hitam yang gugur malam ini Aku berdiri diatas api Diatas sang elegi Curam batu kuinjak. beranak-pinak. Sesak... sesak aku berteriak.. Tanpa bicara aku bertanya Tentang luka, tentang sastra Syukur kau ada disini.. Berlari, menarikku dari panas mentari Padamu yang sekuat api, seindah puisi. Tentang sastra.. serta jiwa.. Sampaikan padanya, aku masih ada.

Sepenggal Cerita Yang Tak Terbagi

Meja. kursi. lampu tidur.. Mataku menatap pemandangan yang sama setiap malam nya. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah satu malam. dan anehnya aku masih terjaga karena bingkai kecil itu.  Waktu berlalu cukup jauh. dan aku masih tetap menatapnya. Dungu. Bingkai itu tak pernah ku sentuh. hanya saja... aku selalu menatapnya. Aku menatapnya, karena ada kita disana.  Aku memiringkan badan menghadap nakas tempat bingkai itu berada. Menaruh kepala diatas kedua telapak tanganku sambil terus menatap bingkai itu. hari ini terasa amat sangat panjang. entah apa yang  membuatnya begitu terasa lama. Dan ingin aku pertanyakan. kepada siapa saja. siapa saja yang mampu mendengarku. "Mengapa hari yang berbeda, bisa terlewati dengan ingatan yang sama."  Pertanyaan itu selalu mencabik-cabik dadaku.  Selalu... Seperti angin saja aku pergi, seperti angin saja aku tak telihat. Dan seperti angin saja, terkadang aku dilupakan.  Aku tidak tahu kenapa malam ini tera

Puisi: Mengenangmu dalam elegi-ku

Akhirnya sampailah aku pada perbatasan waktu.  Sisa waktuku untuk mengenangmu.  Sisa detik demi detik yang akan hilang Dan setiap angan yang sejak lama terpendam Dari sini terang bulan tidak terlihat lagi.Gelap terasa nyata membuka mata Aku tidak temukan kebahagiaan disana. kebahagiaan-ku tak lagi ada disana. ditempat biasa. Jalan setapak nan rindang hilang tak tergambar. tak terkenang. Diperbatasan waktu ini, aku dan ingatanku kan berhenti. Sampai jumpa nanti, jaga kenangan ini seiring langkahmu pergi. Jangan kembali... Karna aku berhenti Jangan menepi, lagi. Nanti Aku hilang diri "Dalam batas elegi-ku ini, kita takkan kembali."