Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2015

Jejak Kaki Tanpa Arah

Sudah berapa kali aku tenggelam didalam tulisanku sendiri. Aku tidak bisa menghitungnya. Terkadang aku jatuh cinta, terkadang aku ingin membuangnya. aku berjuang mempertahankan, sambil memperjuangkan. Memperjuangkan hidup. namun hidup ini seperti teka-teki. sungguh seperti teka-teki yang aku sendiri tidak bisa menjawabnya. Suka dan duka selalu ada. kusimpan baik-baik semuanya. didalam saku hatiku yang terdalam. Tentang aku biarlah hanya aku yang tahu. begitu juga dengan sulitku. dengan segala resahku. dengan segala anganku. "Akan ku ikuti kemana Tuhan menuntunku pergi. Aku sangat berharap aku bisa berlabu di kebahagiaan yang hakiki."

Rintih Rantauan Malam Ini

Kaki ku berjalan mencari kehidupan. Selagi menyia-nyiakan hidup. Yang diberikan ibuku dari sisa hidupnya, adalah kepingan harapan tinggi pada masa depan. Ibu dan ayah mengorbankan hidup mereka untuk hidupku. Mereka menukar nasi dengan buku. Maka aku menangis sejadi-jadinya.  Kelak, aku juga akan berkorban untuk hidup mereka. Selagi mereka hidup. Namun… apakah bisa? Apakah sempat? Aku bertanya-tanya, Lalu untuk apa kita hidup jika hanya untuk di perjuangkan? Tanpa bisa membayar perjuangan itu sendiri.  "Aku menanjak hingga senja hilang. Sampai di puncak, ditelan kegelapan. Sendiri menunggu pagi atau siang. Aku ingin pulang." Aku ingin pulang… Aku ingin pulang… Sekadar menikmati pelarian… Aku ingin pulang… Ibu, disini tidak ada kesempatan. Bagi anakmu, anak rantauan…

Tidak Ada Jejak Kaki Sendiri yang Patut di Ingat

Didalam sebuah hidup, kebaikan adalah satu-satunya kunci untuk membuka pintu-pintu yang tertutup. Tidak ada satu pun kebaikan yang akan tersia-siakan. atau kebaikan yang tidak menguntungkan. yang ada hanya ‘Kebaikan yang sempat terlupakan.’ Tapi jangan lah sedih. sebab, yang melupakan kebaikanmu hanyalah orang yang kau bantu. Bukan Tuhanmu. "Kebaikan di mata manusia hanyalah seperti jejak kaki diatas pasir. Ketika ombak datang, maka tak terlihat sudah kebaikan itu. Namun, kebaikan di mata Tuhan  seperti kasih sayang seorang Ibu kepada anaknya. Selama nya  akan terkenang disana." Tidak ada yang salah. Hanya saja, terkadang kita lupa disaat kita berbuat baik, kita menaruh harapan disana. seharusnya tidak. Berbuat baik lalu lupakan lah. seperti kau belum melakukan apa-apa bagi seseorang. Maka di titik itulah kau benar-benar berbuat baik. Tidak ada sesuatu yang patut di jadikan alasan untuk pamrih.  Tidak ada kebaikan (sekecil apapun itu) yang sia-sia. Terkadang hany...