Tulisanku adalah perahu ku. Menjadi media kala mulutku bisu. Menjadi suara ketika sukma ku rapuh. Mengangkutku menyebrangi lautan keliru. Tuan menaiki perahu ku. Meski tuan tak punya dayung.
"Kemana tuan ingin membawaku?"
Katanya menuju tempat dimana aku ingin berlabuh. Di mana saja asalkan tuan mau.
"tuan, maka ambil lah lenganku. jadikanlah lenganku ini sebagai dayung. jika tuan mau.."
Tulisan ku menjadi perahu. Kesana-kesini ia mau. kesana-kesini ia keliru. kesana-kesini tuan membawaku. bersama lenganku.
"Tuan, apakah tuan tahu jalan?"
Perjalanan masih panjang, tuan bilang.
Tapi tuan, sangat gelap didepan.
Rasakan, tuan bilang.
Tulisan ku adalah dedaunan kering. yang gugur dan tergeletak diatas aspal. warna nya kecoklatan hingga diabaikan sang tuan.
"Tuan, Jika tuan memungut ku, ditengah lautan, aku mempunyai dua harapan. Tuan ingin membuangku ketempat sampah atau tuan ingin membawa ku pulang. sebagai lambang perasaan. Jikalau tuan membuangku ketempat sampah, maka aku tidaklah akan tersinggung, tuan. Mana pantas lautan di kotori oleh dedaunan. Tapi, jika tuan menaiki aku kedalam perahu. Maka tuan tahu, Tidaklah mudah terombang-ambing diatas lautan luas. tidaklah mudah bagi sehelai daun mendayung layaknya perahu seorang diri. tanpa bantuan tuan disini."
Komentar
Posting Komentar