Langsung ke konten utama

Jangan Bully Aku








Sebenarnya aku ingin menulisnya kemarin. Tetapi rasanya jemariku masih ogah untuk melayani maunya buah pikirku. Aku hanya ingin membagikan apa yang terlintas di benakku. Setidaknya, aku ingin membagikan pesan untuk mereka-mereka yang merasa di kucilkan, atau mereka yang tidak mendapat perlakuan yang layak oleh orang-orang sekitar. 

Di bulan ramadhan tentu sangat kental dengan ciri khas buka puasa bersama. Buka puasa bersama juga biasanya sekaligus menjadi ajang reuni bagi mereka yang sudah lulus sekolah ataupun kuliah. seperti mesin waktu, buka puasa bersama bisa membawa kenangan-kenangan masa lalu sekaligus dengan orang-orang yang ada didalamnya. 

dan tadi malam, mesin waktu itu seperti menarikku untuk beberapa waktu. Semalam aku menerima pesan untuk bergabung ke grup WhatsApp Sekolah Dasar yang mengajak untuk berbuka bersama di beberapa hari kedepan. 

untuk beberapa saat aku langsung dengan cepat merespon ajakan salah satu teman SD yang wajahnya tak lagi kukenali. aku langsung merespon "Selain tanggal 2 dan 9 gue bisa."
lalu tak lama setelah itu aku langsung terdiam. dan muncul pertanyaan-pertanyaan didalam kepalaku.

"Apakah aku benar-benar ingin datang?
"Apakah mereka akan bersikap baik?"
"Apakah aku akan terlihat aneh dimata mereka?"
"Jika aku datang, apakah yang akan mereka pikirkan ketika melihatku?"
dan juga
"Apakah di mata mereka, aku masih menjadi aku yang dulu?"

Semua pertanyaan itu menyerbu pikiranku dengan begitu cepat. tidak memberi ruang bagiku untuk bernapas lega. bahkan menutup pintu-pintu kemungkinan baik bagiku untuk datang. kemudian dikepalaku tergelar layar putih yang sangat besar. dan memutarkan beberapa kejadian yang terjadi belasan tahun yang lalu. 

Bermula sejak aku duduk di kelas satu SD. bagiku, hal tersulit disekolah adalah memiliki teman. pada saat itu aku berpikir dan selalu berpikir 

"Mengapa yang lain memiliki teman dan aku tidak?"

Sejak hari itu, aku mulai menyadari bahwa kemungkinannya adalah karena aku tidak terlalu baik dalam pelajaran. karena mereka kerap menertawakanku ketika aku salah dalam menjawab pertanyaan guru. aku merasa otakku sangat lamban dalam mencerna apapun. aku merasa tidak ada satupun pelajaran yang masuk dengan mudah kedalam pikiranku. mengapa rasanya sulit sekali?

Kejadian yang aku ingat sekali, ketika guru matematika memintaku untuk maju kedepan untuk menjawab pertanyaan, dan aku tidak bisa menjawab, suara-suara cekikikan 'mereka' terdengar. rasanya dekat sekali. rasanya pada saat itu juga, aku ingin meninggalkan ruangan kelas tanpa pernah kembali lagi. tetapi aku tahu aku terlalu payah untuk melakukan itu. lagi dan lagi aku harus mengakhirinya dengan perasaan kesal dan sedih yang membuncah didalam dadaku. aku bisa merasakan seperti ada segerombolan kuda yang sedang memekik didalam dadaku. 

aku ingin marah!






Aku ingin sekali melakukan apa yang ada didalam kepalaku, yang ada didalam imajinasiku. tetapi imaji tetaplah menjadi imaji. yang terkadang tidak tersalur dengan baik ke otot-otot tubuh untuk membuat pergerakan. aku hanya bisa diam dan merasa bahwa 
"Aku payah sekali." atau "Aku kecil sekali."

Menjadi yang terbelakang, tak menyurutkan niatku untuk merubah nasib. "Aku pasti bisa menjadi seperti mereka. Atau setidaknya, menjadi sama rata."

Karena aku tidak berhasil dalam melakukan yang terbaik dalam pelajaran, maka aku mulai memikirkan cara yang lain. 

Aku mulai berpikir untuk melakukan kebaikan. Aku harus baik ke setiap orang yang memperlakukanku dengan tidak baik. Aku harus melakukan yang mereka suka, atau lebih tepatnyam seperti yang mereka mau. Ternyata benar saja, disaat aku melakukan sesuatu untuk orang-orang itu, mereka mau memberikan waktunya untuk bermain bersamaku. bahkan aku diajak ke kantin sekolah. Sesuatu yang sangat mahal harganya pada saat itu. 

Awalnya semua itu terasa menyenangkan. sangat menyenangkan.  Walau aku tahu semua itu palsu dan tidak lama lagi, aku akan kembali menjadi gadis yang payah dimata mereka. 
dan benar saja, aku tidak hanya membuat teman untuk beberapa saat, tapi aku juga berhasil menjadikan diriku "the real loser"  di mataku dan juga mereka di kemudian hari. 

Setiap hari didalam hidupku saat itu, sangat ingin kujalani dengan cepat. aku ingin cepat-cepat lulus. bahkan aku tidak mengikuti acara perpisahan. untuk apa juga, bukan?

Perpisahan yang berat dan khidmat hanyalah untuk mereka yang paham betul apa kaitannya orang-orang tersebut di hati mereka. Jika tidak memiliki arti, maka perpisahan adalah hal yang tidak layak untuk di rayakan. tidak akan ada haru disana. 

Tidak berakhir sampai disitu, disaat menginjak kelas tiga SD. Aku menemukan banyak sekali kado dari kakak kelas. salah satu yang tertampan di sekolah pada saat itu. Namanya Yudha. Aku ingat sekali. Kalau di pikir-pikir, lucu juga membayangkan Aku di waktu itu sudah bisa tersipu karena mendapat hadiah  dari kakak kelas laki-laki. 

Hadiah yang kudapatkan cukup banyak. Aku bahkan masih mengingatnya. Aku mendapatkan topi, CD, Notes dan T-shirt Petualangan Sherina. Semuanya di bungkus dalam satu kantong transparan dan ditaruh dikolong mejaku. 

Melihatku mendapatkan itu semua, ada beberapa teman yang menyoraki dengan senang. Tetapi ada juga yang benci melihatnya. 

Tidak lama dari saat itu, sesaat aku ingin keluar kelas, aku mendapati diriku di dorong ke belakang pintu, dan disitu segerombolan perempuan langsung menggencetku di balik pintu sambil berkata.

"Kak yudha tuh nggak mungkin suka sama lo. lo tuh bego." 

Persis sekali seperti itu bunyi kalimatnya.  
Tentu saja pada saat itu aku kembali ke bangku tanpa pertawanan yang berarti. dan hanya menangis. 

Aku masih bisa mendengar suara dan merasakan atmosfer kelasku pada saat itu setiap kali aku mengingatnya. Padahal, diriku sudah berada sejauh ini. Aku sudah tumbuh dan melewati banyak hal didalam hidupku. Bayangkan, memori sekecil itu masih bisa terselip dan kembali dengan cepatnya. Seperti tidak ada memori-memori baru yang menghapusnya.

Bukan dari sisi percintaannya yang membuatku down. Tetapi teriakan mereka yang menyebutku bodoh. 

Itu adalah sedikit diantara banyak kejadian buruk yang aku alami di masa kecil. Tentunya tidak bisa kusebutkan satu per satu. 

1. PENGARUH BULLYING TERHADAP KEHIDUPANKU

Kalau ditanya, apakah pengaruh Bullying di masa-masa kecilku berpengaruh di masa depanku saat ini. Maka aku akan menjawab "YA". Setelah mengobservasi perilaku dan sifatku sendiri, aku baru menyadari bahwa aku sangat memandang kecil terhadap diriku. Terkadang aku merasa diriku tidak pantas berada di suatu tempat, di suatu kelompok. Aku begitu takut tidak diterima. dan Aku juga merasa sulit untuk bertemu dengan orang-orang baru. Kalau mereka tidak mengetuk, mungkin Aku tidak akan membukakan pintu. 

2. PENGARUH BULLYING TERHADAP POLA PIKIRKU

Bagiku, sangat sulit untuk mengambil keputusan sendiri. Terkadang aku ingin menjadi sosok yang memiliki "sikap". Ingin sekali. Tetapi aku selalu berakhir pada keputusan orang lain. Aku akan menganggap pendapatku kurang tepat, aku menganggap yang aku pikirkan adalah sebuah kesalahan. Aku menjadi kurang menghargai apa yang pikiranku hasilkan.

3. BUKAN MENYALAHKAN MASA LALU

Dengan tulisan ini,  mungkin ada diantara kalian yang menganggapku menyalahkan apa yang orang lain lakukan di masa laluku. Terkadang Aku juga berpikir seperti itu. Aku kembali menyalahkanku. Tetapi, buah pikir seperti ini bukan hanya kuhasilkan dalam pemikiran singkat semalam. Namun bertahun-tahun lamanya aku bergelut dengan pikiranku. Ketika aku sendiri, ketika aku berada di situasi yang menyudutkanku. Ketika aku berada di suatu masalah yang orang lain lakukan, namun aku tetap merasa mempunyai andil dalam masalah tersebut.  Walau sebenarnya Aku tidak. 

4. CARAKU MENGHILANGKAN KEGUSARAN

Aku paham sekali tidak ada satupun orang yang dapat membantuku bangkit dari karakter seperti ini. Tidak karena selama ini aku diam dan menutup mulutku rapat-rapat. Betapa takutnya aku ketika orang mengetahuhi bahwa aku serapuh ini. Tetapi aku sadar, setiap manusia memiliki "kegilaannya" masing-masing. Hanya saja aku tidak tahu akan hal itu. ketika kegusaranku datang, Aku selalu mencari cara untuk menghilangkannya. Terkadang Aku mencari gambar-gambar suatu tempat yang indah. Lalu Aku membayangkan diriku berada disana. atau juga Aku membaca kutipan-kutipan positive dari beberapa penulis favoritku. Bagitu itu sangat membantu. Salah satunya adalah kutipan dari Gede Prama, yang berbunyi 

"Bila masih ada yang bisa membuat anda bahagia atau menderita, itu tandanya saklar kehidupan masih di pegang orang lain. Seorang master memegang saklarnya sendiri." 


5. KEGUSARANKU BERAKHIR DI SELEMBAR KERTAS

Aku pernah menulis kutipan, begini bunyinya 

"Kita tidak pernah tahu, rahasia apa yang di miliki guratan pensil kepada selembar kertas yang di tulisnya."

Aku selalu mengakhiri kegusaranku dengan menulis. Senang rasanya, Aku merasa memiliki teman. Selembar kertas yang mau mendengarkan hingar bingar dari dalam pikiranku. 


Pesanku, untuk kalian yang memiliki andil dalam masa laluku. Bagiku kalian adalah jiwa-jiwa yang baik. Tuhan pasti punya alasan yang sangat bagus memberikan kalian didalam hidupku. entah apapun alasannya. Setiap manusia pernah berjalan ke arah yang salah. Namun belum terlambat, untuk berputar balik dan kembali ke jalan kebaikan. dan Bagiku saat ini kalian hanyalah anak-anak mungil yang nakal. Yang belum paham arti dari toleransi dan tenggang rasa pada saat itu. Aku berharap, kalian mampu menggiring anak-anak, adik dan orang terdekat agar mengerti sistem kehidupan. Mengerti sebab dan akibat. 

Karena Bullying sendiri sudah sangat banyak sekali memakan korban. Mereka yang di asingkan di sekolah atau di lingkungan sekitar, dapat berpikir singkat dengan alasan ingin segera mengakhiri penderitaan. Seperti yang Aku rasakan dahulu. Peran keluarga dan orang terdekat sangatlah penting bagi situasi seperti itu. Mereka yang tidak beruntung, bisa saja mengakhiri hidupnya hanya karena perilaku konyol orang sekitar. dan selamanya itu akan menjadi tragedi yang memilukan sepanjang sejarah. 

Tuhan menjadikan kita manusia, dan menyandingkan dengan manusia yang lain itu pasti memiliki tujuan.  Bagaimana hidup bersanding, dan memanusiakan manusia. Sebab hidup ibarat sebuah padang rumput. Jika ingin menjadikannya indah, maka tanamlah bunga-bunga disana. Jangan melempar kotoran kedalamnya. 


Aku harap tulisanku ini memberi gambaran kepada kalian, siapapun kalian, dan berapa pun usia kalian. agar tetap menjalin hubungan baik tanpa pernah mengucilkan. Sebab mana kita tahu, tindakan kita mampu mempengaruhi hidup seseorang. 




Jakarta, Malam tanpa kopi





Senjamelia


Komentar

Postingan populer dari blog ini

The history of Me dan The Beatles

Hai! Selamat malam :D Hari ini gue bukan mau ngedongeng atau nulis puisi buat kalian. Bukan mau galau juga. Tapi gue mau ngasih tau tentang group musik favorit gue. Mereka adalah sekumpulan orang hebat (menurut gue) yang dijadikan satu dibawah naungan Musik. Ya! mereka adalah The Beatles! CANT'T BUY ME LOVEEEEE~~~~~~ Hahhahhaha. Uhmm.. by the way diantara kalian ada nggak yang  suka sama band ini? kalo ada, selera musik lo bagus :)) Oiya. Guesuka sama band ini sejak SMP kelas satu. Dan itu sekitar 8 tahun yang lalu. dan lagu yang pertama kali gue dengerin adalah "She's loves you". Mereka bilang jarang ada yang suka sama lagu ini untuk pengenalan The Beatles ke kuping mereka. Tapi entah kenapa, pas dengerin lagu ini gue langsung jatuh cinta (Sama mereka).  Dan juga!!!!!!! Mereka punya sejarah dan perjalanan hidup yang menarik banget buat dibaca/diceritain. Kalian pasti kenal dong ya dengan pentolan The Beatles yang ini: Yihaaa!!!! He's a JOHN LENN

Rintih Rantauan Malam Ini

Kaki ku berjalan mencari kehidupan. Selagi menyia-nyiakan hidup. Yang diberikan ibuku dari sisa hidupnya, adalah kepingan harapan tinggi pada masa depan. Ibu dan ayah mengorbankan hidup mereka untuk hidupku. Mereka menukar nasi dengan buku. Maka aku menangis sejadi-jadinya.  Kelak, aku juga akan berkorban untuk hidup mereka. Selagi mereka hidup. Namun… apakah bisa? Apakah sempat? Aku bertanya-tanya, Lalu untuk apa kita hidup jika hanya untuk di perjuangkan? Tanpa bisa membayar perjuangan itu sendiri.  "Aku menanjak hingga senja hilang. Sampai di puncak, ditelan kegelapan. Sendiri menunggu pagi atau siang. Aku ingin pulang." Aku ingin pulang… Aku ingin pulang… Sekadar menikmati pelarian… Aku ingin pulang… Ibu, disini tidak ada kesempatan. Bagi anakmu, anak rantauan…

Tidak Ada Jejak Kaki Sendiri yang Patut di Ingat

Didalam sebuah hidup, kebaikan adalah satu-satunya kunci untuk membuka pintu-pintu yang tertutup. Tidak ada satu pun kebaikan yang akan tersia-siakan. atau kebaikan yang tidak menguntungkan. yang ada hanya ‘Kebaikan yang sempat terlupakan.’ Tapi jangan lah sedih. sebab, yang melupakan kebaikanmu hanyalah orang yang kau bantu. Bukan Tuhanmu. "Kebaikan di mata manusia hanyalah seperti jejak kaki diatas pasir. Ketika ombak datang, maka tak terlihat sudah kebaikan itu. Namun, kebaikan di mata Tuhan  seperti kasih sayang seorang Ibu kepada anaknya. Selama nya  akan terkenang disana." Tidak ada yang salah. Hanya saja, terkadang kita lupa disaat kita berbuat baik, kita menaruh harapan disana. seharusnya tidak. Berbuat baik lalu lupakan lah. seperti kau belum melakukan apa-apa bagi seseorang. Maka di titik itulah kau benar-benar berbuat baik. Tidak ada sesuatu yang patut di jadikan alasan untuk pamrih.  Tidak ada kebaikan (sekecil apapun itu) yang sia-sia. Terkadang hanya ki