“Aku ingin menari dalam hujan, sampai rindu ini hilang”
Kepadamu, pria hebat yang selalu melakukan hal sederhana, namun indah kepadaku. Kepadamu, sosok yang membuatku membenci kata “sepi” dan “rindu”. Kepadamu, yang membuatku cinta, tanpa banyak berkata.
Dan hanya kepadamu, yang berada jauh disana. Tetaplah duduk manis ditempat kamu berada. Dengarkan aku, aku ingin bercerita tentangmu. Tentang secercah rindu yang tak tersampaikan. Tentang harapan indah yang semalam berputar indah dimimpiku.
“Mimpi tentangmu”
Rindu pertama tercipta dipagi ini. Kala mataku tak lagi terpejam. Kala aku menatap keluar jendela dan menatap hujan. Kala aku tersadar, bukan bahumu yang kusandari. sungguh benda putih ini tak membantu. Karna yang aku inginkan saat ini hanya bahumu.
Bahu yang selalu membuat pipiku memerah ketika bersandar disana. bahu pria hebatku. Bahu yang kamu miliki. Pagi hingga senja selalu sepi. Sepi karna Tak ada tangan nakal yang selalu mengacak-acak rambutku ketika bersandar dibahumu.
“pria hebatku, hal kecil tentangmu selalu membuatku rindu”
Tetap dengarkan, aku masih bercerita tentang rindu ini. Tentang rindu yang belum sempat tersampaikan. Dan tentang senyuman yang terbentuk ketika aku menulis ini.
Percaya atau tidak aku merasa bodoh. Ya, aku merasa bodoh saat ini. Kamu belum tentu membaca tulisanku ini. tapi.. kamu tau? Dibalik rasa bodoh ini, terselip rasa percayaku pada tuhan yang amat besar.
“Aku percaya tuhan akan menyampaikan rindu ini padamu ”
Sesaat rindu itu belum sampai,Maka biarkan aku menari. Menari didalam hujan yang selalu mengingatkanku akan sosokmu. Biarkan, jangan sadarkan aku, sampai rindu ini hilang :”)
Komentar
Posting Komentar