Kupandangi langit biru pada pertengahan mei tahun ini. Kemudian kuingat bayangmu. Menghabiskan sisa waktu di bahumu, Tersirat selalu. seperti doa-doa yang kusampaikan sejak dulu. Tanpa perlu mengangkat tangan, sesungguhnya hatiku terus berdoa, tanpa berbicara.
Kulihat embun pagi sisa tangisan langit semalam. Air nya membasahi jalan depan rumahku. menggenangi jalan, selokan-selokan, serta kubangan yang menunggu terinjak oleh kaki-kaki bocah bermain-main diatasnya.
Perjuangan kita jangan sampai disini, sayang..
Kita bisa bahagia, seperti bocah-bocah itu kala hujan tiba. Seperti anak kecil saja!
Jangan pikirkan lagi tentang gunung, hutan, lembah, atau apalah yang membatasi jalanmu. Karena, disampingmu, selalu ada Aku.
Komentar
Posting Komentar