Langsung ke konten utama

Ajarkan Aku Menjadi Sempurna

Sempurna.

Aku tahu benar bagaimana rasanya menjadi sempurna. Merasa sempurna. Memiliki yang sempurna. Aku tahu benar karena kamu mengajarkannya padaku. 

Kamu membuatku merasa menjadi orang yang paling mencintaimu dengan sempurna. Karena memang kamu terlalu sempurna untuk dicintai. 

Maka terkadang aku berpikir, bagaimana bisa aku menjadi yang sempurna. Jika kesempurnaan didalam diriku telah kuhabiskan untuk mengasihimu. 

Terkadang aku bimbang. Bagaimana jika nanti dirimu membuka jendela dan melihat yang lainnya datang, dan aku tak lagi menjadi yang sempurna dimatamu.

Bagaimana jika nanti aku tak lagi merasa sempurna karena Tak lagi kamu cintai. 
Bagaimana? 

Maka ajarkan aku kesempurnaan yang kamu maksud. Sebab aku tak cukup pandai untuk mengartikan itu. 

Sempurna dimataku bukan seperti yang kamu mau. Sempurna ku adalah caraku dalam setiap kasih Padamu. 

PS: malam ini adalah malam terburuk. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The history of Me dan The Beatles

Hai! Selamat malam :D Hari ini gue bukan mau ngedongeng atau nulis puisi buat kalian. Bukan mau galau juga. Tapi gue mau ngasih tau tentang group musik favorit gue. Mereka adalah sekumpulan orang hebat (menurut gue) yang dijadikan satu dibawah naungan Musik. Ya! mereka adalah The Beatles! CANT'T BUY ME LOVEEEEE~~~~~~ Hahhahhaha. Uhmm.. by the way diantara kalian ada nggak yang  suka sama band ini? kalo ada, selera musik lo bagus :)) Oiya. Guesuka sama band ini sejak SMP kelas satu. Dan itu sekitar 8 tahun yang lalu. dan lagu yang pertama kali gue dengerin adalah "She's loves you". Mereka bilang jarang ada yang suka sama lagu ini untuk pengenalan The Beatles ke kuping mereka. Tapi entah kenapa, pas dengerin lagu ini gue langsung jatuh cinta (Sama mereka).  Dan juga!!!!!!! Mereka punya sejarah dan perjalanan hidup yang menarik banget buat dibaca/diceritain. Kalian pasti kenal dong ya dengan pentolan The Beatles yang ini: Yihaaa!!!! He's a JOHN LENN

Rintih Rantauan Malam Ini

Kaki ku berjalan mencari kehidupan. Selagi menyia-nyiakan hidup. Yang diberikan ibuku dari sisa hidupnya, adalah kepingan harapan tinggi pada masa depan. Ibu dan ayah mengorbankan hidup mereka untuk hidupku. Mereka menukar nasi dengan buku. Maka aku menangis sejadi-jadinya.  Kelak, aku juga akan berkorban untuk hidup mereka. Selagi mereka hidup. Namun… apakah bisa? Apakah sempat? Aku bertanya-tanya, Lalu untuk apa kita hidup jika hanya untuk di perjuangkan? Tanpa bisa membayar perjuangan itu sendiri.  "Aku menanjak hingga senja hilang. Sampai di puncak, ditelan kegelapan. Sendiri menunggu pagi atau siang. Aku ingin pulang." Aku ingin pulang… Aku ingin pulang… Sekadar menikmati pelarian… Aku ingin pulang… Ibu, disini tidak ada kesempatan. Bagi anakmu, anak rantauan…

hello :D