Di pijaknya jalanan aspal itu. Yang masih basah karena hujan petang tadi. Kakinya memainkan genangan air yang terlihat menyenangkan. Kemudian hujan turun lagi. Ia termangu menatap butiran-butiran air yang turun dari langit itu. Dan Ia masih setia berdiri disana. Di bahu jalan di bawah rindang pepohonan. Menunggu hujan berhenti kemudian berjalan pulang. Tapi hujan tak juga berhenti. Tangan kanannya sibuk mengetuk-ngetukkan payung yang sesekali di ketuk-ketuk pada badan pohon tua itu. ia tidak bisa pulang. Lalu menangis...
"Kau punya waktu sebelum hujan turun lagi. Tapi mengapa masih bermain dengan genangan air? kau punya payung untuk melindungi. Tapi mengapa masih berdiam diri?"
Berlarilah... Bersama air hujan... Sebelum petir datang dan selamanya kau takkan bisa pulang... kembalilah... pulang...
Berlarilah...
BalasHapusBersama air hujan...
Sebelum petir datang dan selamanya kau takkan bisa pulang...
kembalilah...
pulang...
Memohon angin merestui kehendak hati
Bersimpuh agar langit mau berhenti
menyuruh anak-anaknya turun ke bumi
Karena kerinduan ini tak terbendung lagi
*maaf, iseng2 melanjutkan hehehe.. main2 ke blog ku ya: interleaved.blogspot.com
silakan ngubek2 arsip lama.